JERITAN HATI PENGHUNI PINGGIRAN
Kehidupan masyarakat kecil makin terhimpit, suara menjerit dari derita rakyat kecil yang tak bisa berbuat apa-apa, ambisi sang penguasa durjana, tak peduli penderitaan mereka, proyek besar mengobrak-ngabrik pemukiman tak peduli mereka hidup dalam derita. Ekspleolitas alam terjadi dimana-mana dengan dalih demi kemakmuran, dan demi kesejahtraan yang terjadi hanyalah sarana pengisi pundi pundi para oknum penguasa yang tak bertanggung jawab. Para pereman mereka sewa Kerjasama dengan para pengusaha, biar rakyat kecil tak bersuara, mereka bungkam dalam ketakutan.
Para pembaca yang Budiman mari kita apresiasi puisi berikut sebagaimana yang telah saya gambarkan dalam ilustrasi di atas
BALADA SANG DURJANA
(Undang Sumargana)
Kerusakan pesisir pasir pantai Cipatujah akibat keserakahan
Mentari membakar langit biru
Melelehkannya jadi keprulan debu
Tanah gosong panas bara neraka
Sang durjana berkelana menebar kejahatan
Berhotbah dan gelorakan semangat dalam propaganda palsu
Dalam pencitraan yang tak terwujud dalam kenyataan
Durjana berkelana merambah perkampungan
Mengeruk keuntungan memporandakan pesisir pantai
Merambah hutan belantara
Menggaruk tanah-tanah mengobrak abrik menerus bumi
Demi ambisi dan memperbanyak pundi-pundi meraka
Durjana berhotbah dengan cerita kosong
Berdalih demi Keadilan, kemakmuran dan kebahagiaan
Sekian lama kita merdeka
Tapi aku tetap orang-orang pinggiran
Yang terusir dari perkampungan
Dikejar dan diobrak obarik pasukan perkasamu
Akulah orang pinggiran korban taring kekuasaanmu
Yang selalu dikejar seperti halnya maling jemuran
Lapak penyambung nyawaku kau ratakan
Sang Durjana ciptakan neraka dalam setiap sudut kehidupan
Durjana merambah ke mana-mana
Tak ada lagi tempat kosong buat orang pinggiran
Tak ada lagi ketentraman buat kaum duapa
Tak ingat lagi janji-janji saat dilontarkan untuk mencapai ambisimu
Durjana selalu datang mengejar
Mencabik cabik dengan cakaran maut pasukan iblismu
Yang sulit diluluhkan dengan nasehat para malaikat sekalipun
Tasik Pakidulan 2023
Posting Komentar untuk "JERITAN HATI PENGHUNI PINGGIRAN"