DUA PUISI RELIGI MEMBAWA UNTUK MENDEKATKAN DIRI
PADA DZAT ILLAHI ROBBI
Puisi adalah penggalian dari kristal kehidupan yang diuangkapkan dengan kata-kata. Pemilihan diksi yang tepat akan membawa perenungan bagi pembaca yang bermuara dalam pusaran hati sebagaimana digambarkan oleh penyair itu sendiri.
Penulis mencoba membawa pembaca dengan dua puisi di bawah ini, dalam judul:
(1) ”Dipesantren Cipasung”, ini menggambarkan kehidupan peantren yang penuh kedamaian, penuh kesederhanaan, mereka calon para penghuni sorga dari jajaran Para Kiyai, para santri, serta para penghuni Lainnya, yang berusaha menjadi pengabdi kebenaran berdasarkan petunjuka Illahi dalam Al-qur’an. Para Sanrti/Santriyah yang tekun belajar adalah aset masa depan hidup menempuh kebenaran dalam pusaran yang penuh keikhlasan.
(2) Aku Malu Pada-Mu Ya Robbi adalah sebuah puisi gsmbaran dsri seorang hamba, yang merasa dirinya penuh dosa, merasa dirinya tak pantas untuk dapati surganya Allah, tapi dia sadar bahwa dirinya harus berusaha menempuh jalan yang lurus, karena di akhir perhitungan Allah tidak ingin tersungkur dalam neraka yang kesakitannya tiada tara. Dia memohon kepada Allah untuk memberi kesempatan memanfaatkan sisa waktu sebelum nyawanya direnggut Malakal maut/malaikat pencabut nyawa. Rasa malu pada Sang illahi Robbi, menumbuhkan kesadaran, bahwa hakekat hidup sebenarnya adalah pengabdian pada Illahi yang didasarkan pada pondasi keikhlasan hati.
Pembaca yang Budiman mari kita apresiasi puisi di bawah ini, semoga ada manfaat yang tersimpan, walau hanya sebesar butiran debu pun.
DI PESANTREN CIPASUNG
(Undang Sumargana)
Lantunan adzan subuh menggema dari menara mesjid
menembus angkasa membuka pintu langit
di dalam mesjid para santri berbaris berbaur dengan kiyai
dimana Kau dan Tuhan- Mu bertemu sangat dekat kala itu
untuk bersujud,memuji keagungan Mu Ya Robbi
di saat itu ada sebuah qobliyah
kau dan Tuhan-Mu bertemu sangat dekat
Dalam suasana yang masih sepi
syair indah memecah kesunyian memuji-Mu
Ya Robbi…!
sang pencipta yang maha tinggi
semoga kau masih memberi kesempatan hamba- Mu ini
untuk bisa bertemu kala subuh lain hari nanti
Di mesjid Jami Cipasung
aku bersimpuh kepadamu
bersujud,memuji keagungan-Mu Ya Robbi…
semua bersujud,memuji keagungan Mu Ya Robbi…
engkau pemilik kehidupan Fana ini Ya Illahi
engkau pemilik kerajaan Langit dan Kerajaan Bumi
dalam sujud dalam shalat aku temukan hakekat hidup
sebab sujud dan shalat adala hakekat hidup sendiri.
Tasik Selatan, 27 April 2023
AKU MALU PADAMU YA ROBBI
(Undang Sumargana)
Aku malu pada-Mu Ya… Robbi.
rasa takutku begitu dahsyat terhadap neraka
tapi aku tak pantas dapati surga-Mu
entah bekal apa yang ku bawa di yaumal mizan.
luruskan jalanku Ya Robbi
supaya aku berjalan dalam petunjukmu
beri kesempatan untukku bertaubat Ya Robbi
sebelum malaikat maut merenggut nyawaku
sebelum napas yang kau titipkan Kembali pada-MU
sebelum cakrawala runtuh menghujam jantungku
sebelum mentari tak lagi beredar di garis ufuk
Aku tak pantas mendapatkan pengampunan-Mu Ya Rob
karena ibadah ku Tak sepadan dengan karunia-Mu
bahkan panggilan lima kali sehari pun kadang terabaikan
hingga ukhrawi tempatku dikembalikan terlalaikan
Aku malu pada-Mu Ya… Robbi
ketika Suara takbir mengetuk pintu langit
sajadah terhampar bibir begetar
tangan tengadah mengharap ridha-Mu
sujud telungkup dalam gerimis hati teriris
embun mengabut rasakan sejuk
terasa tersiram air surga-Mu
Sayup terdengar di surau kecil lantunan, tafsiran
kiai tua yang tak banyak dikenal orang
sedang mengajarkan 3 orang muridnya
lidahnya fasih logat bahasa Arabnya sahih
”Fa’ala yaf’ulu fa’lan wa maf'alan fahuwa fa'ilun
wadzaka maf'ulun uf'ul la taf'ul maf'alun maf'alun mif'alun...
Dharaba yadhribu dharban wa madhraban fahuwa dharibun
wadzaka madhrubun idhrib la tadhrib madhrabun madhrabun midhrabun...”
Aku malu pada-Mu Ya...Robbi!
saat memandang kesyahduan langit malam
aku tertunduk pada cahya sinar purnama
ada sketsa indah terlukis di atap langit
lukisan mimpi dalam istikharah yang tak pernah khusu
terganggu bayangan dosa yang tak pernah sirna
Tasik Selatan, 27 April 2023
Posting Komentar untuk " DUA PUISI RELIGI MEMBAWA UNTUK MENDEKATKAN DIRI PADA DZAT ILLAHI ROBBI"