MENGEJAR BAROKAH DARI JAJABUR DALAM TRADISI ADAT DI DESA BANTARKALONG KECAMATAN CIPATUJAH.

 BAROKAH DARI JAJABUR MAYSARAKAT MENJADI MAKMUR.

Barokah dari Jajabur

Jajabur  merupakan  salah satu  tradisi   yang tumbuh dan berkembang di Masyarakat Desa  Bantarkalong, yang terletak di Kec. Cipatujah, Kab. Tasikmalaya. Propinsi Jawa Barat. Jajabur tersebut  berasal dari bahasa sunda yang berarti makanan kecil yang diberikan setelah tadarus atau membaca Alquran, setelah sholat Tarawih. Tradisi ini dilaksanakan setiap bulan Ramadhan. Sehingga menjadi ciri khas  masyarakat Desa Bantarkalong dalam menyambut Ramadhan seperti, buka puasa bersama, ibadah salat tarawih berjemaah, dan tadarus(baca Alqur’an secara berkelompok di mesjid mesjid yang ada di Desa Bantarkalong.

Jajabur ini pada awalnya dibawa oleh seorang,  Waliyullah ulama besar yang Bernama Syaikh Zainuddin pada tahun 1900 Masehi. Dan Syekh Zaenudin tersebut makamnya terdapat di Joglo, Desa Bantarkalong sebelah kanan jalan Raya Tasikmalaya Cipatujah. Jajabur ini awalnya  dilakukan di beberapa pakauman di sekitar Jawa Barat. Yang dimaksud  Pakauman adalah masjid besar yang sering menjadi tempat ibadah shalat jum’at. Kalau sekarang mungkin yang disebut mesjid Jami. Pekauman dulu adanya ditiap tiap kecamatan. Nilai luhur yang terkandung dalam tradisi Jajabur, membangun kebiasaan bersedekah, membangun kebersamaan 

Dalam tradisi ini pun kita diajarkan untuk bersyukur atas keluarga yang kita miliki juga belajar berbagi dan menerima segala sesuatu dari keluarga maupun warga sekitar. Sehingga ada keyakinan dengan memberikan makanan untuk Jajabur, kehidupan masyarakat semakin mamur.

Dalam masa lalu Bantarkalong itu dibagi  menjadi enam bagian diantaranya, Tebongjaya, Bantarkalong, Darawati, Pandawaras, Nangelasari, dan Nagrog. Enam wilayah di Bantarkalong tersebut masih aktif melaksanakan Jajabur tiap tahun karena memiliki beberapa pakauman.

Dalam pelaksanaan jajabur di daerah lain tidak terdengar lagi. tapi di Desa Bantarkalong taradisi islami ini masih terpelihara dan dilaksanakan penuh antusias oleh  masyarakat. Palaksanaan Jajabur  di Desa Bantarkalong  diatur dengan cara, orang-orang yang memasak dibagi beberapa puhun, nantinya tiap puhun akan mengatur dan bertanggung jawab atas semua makanan yang diberikan di hari yang telah ditentukan. dalam  pembagian tersebut sesuai dengan puhun yang ada menjadi 10 puhun. Puhun ini memiliki arti yaitu kelompok yang ditentukan sesuai dengan garis keturunan yang diurutkan dari pihak perempuan baik istri maupun anak perempuan. Nantinya satu keturunan tersebut akan memiliki tanggung jawab di salah satu hari dalam rentang tanggal 10 sampai 20 Ramadhan dan bertanggung jawab atas makanan di semua pakauman yang ada di desa tersebut. 

Dalam perkembangan sekarang jajabur masih tetap terpelihara, menjadi tradisi yang mengakar di masyarakat. Bahkan dari awal Syaum pun makanan di mesjid melimpah ruah walau pun di awal syaum pembagiannya  belum diatur dengan  perpuhun seperti aturan yang telah diterapkan  dari tanggal 10 - akhir  syaum, hal ini menjadikan orang terutama laki-laki berkumpul sebelum magrib untuk berbuka sekedarnya, dan langung melaksanakan sholat  magrib berjamaah. Tradisi jajabur  dalam perkembangannua  jenis makannanya terus berkembang, selain  makanan tradisonal, sekarang bertambah  dengan adanya makanan-makanan modern yang mudah di beli di swalayan atau di warung -warung kecil, hal ini tidak dipermasalahkan yang penting warga bergembira dapat bersedekah.

Sebetulnya masih banyak tradisi-tradisi lain yang menjadi warisan leluhur dari Syeh Zaenudin, apalagi dengan adanya organisasi “PATAKA” (Pemangku Adat Bantarkalong) yang diketuai oleh seorang ketua Adat, Drs. Dedi Abdullah, perkembangangan adat makin tertata rapi dan selalu menampilkan ipen-ipen adat setiap tahun, seperti halnya membaca Deba, membaca Perjanji yang memang telah memasyarakat sejak dulu. Sehingga sampai anak-anakpun mereka sudah pada pandai melantunkan deba dan perjanji.

Syekh Zaenudin sang Waliyullah, mewariskan tradisi bersedekah kepada masyarakat Bantarkalong yang di kemas dalam tradisi budaya menjadi budaya islami yang mengakar di masyarakat, sehinggal timbul keyakinan dengan Jajabur kehidupan masyarakat Bantarkalong akan menjadi lebih Makmur.


Posting Komentar untuk "MENGEJAR BAROKAH DARI JAJABUR DALAM TRADISI ADAT DI DESA BANTARKALONG KECAMATAN CIPATUJAH."