MENGENAL PUISI KONTEMPORER
SUTARDJI CALZOUM BACHRI
Pembaca yang budiman dalam artikel kali ini penulis, membawa pembaca untuk mengenal puisi kontemporer, beberapa tokohnya juga serta beberapa karyanya. Puisi kontamporer memang sulit dipahami, tapi bukan berarti tidak bisa untuk dipahami. Untuk itu mari kita telaah apa yang dimaksud puisi kontamporer, serta apa bedanya dari puisi puisi jenis lain
Pengertian Puisi Kotemporer
Arti kontenporer adalah masa kini. (Kamus Besar Bahasa Indonesia) Jadi puisi kontemporer dapat diartikan puisi yang dibuat pada masa sekarang, atau penciptanya pada masa sekarang, atau penciptanya pada masa sekarang, Puisi ini tidak memiliki ikatan bentuk dan irama, selain itu yang menjadikan momen kekinian adalah kebebasan penyair untuk menciptakannya. Puisi kontemporer lebih menitikberatkan pada puisi yang menekankan pada grafik atau bentuk fisik (bunyi) untuk mengekspresikan emosi penyair. Tugas penyair adalah menyusun kata-kata agar bunyinya terdengar indah. Puisi kontamporer dapat diartikan sebagai puisi yang muncul di zaman modern, bentuk dan gayanya tidak sesuai dengan kaidah puisi pada umumnya dan memiliki ciri yang berbeda dengan puisi lainnya. Terkadang dalam puisi kontemporer, penggunaan kata tidak memperhatikan kesopanan bahasa. Ada kalanya menggunakan kata-kata kasar, ejekan, dll. Puisi kontemporer lebih menitikberatkan pada puisi yang menekankan pada grafik atau bentuk fisik (bunyi) untuk mengekspresikan emosi penyair. Tugas penyair adalah menyusun kata-kata agar bunyinya terdengar in Puisi kontemporer hanya terjadi di Indonesia yang semula dikenal setelah berakhirnya Perang Dunia Kedua. Generasi “45” inilah yang dianggap sebagai pencetus puisi kontemporer (Sastra Kontemporer). Alasan dimulainya sastra kontemporer adalah lahirnya proklamasi yang menggunakan bahasanya, menggunakan bahasa Indonesia dan nasionalisme (Budi Darma, 1996: 9).Tokoh-tokok yang mencetuskan puisi kontemporer yaitu diantaranya Chairil Anwar, Toto Sudarto Bachtiar, Sitor Situmorang, Taufik Ismail, Mohammad Taufik, Soebagio Sastrowardjojo & Sutardji Calzoum Bachri Ada beberapa tokoh yang memiliki perang penting dalam puisi kontemporer di negara Indonesia yaitu:
· Sutardji Calzoum Bachri, yang terkenal dengan karyanya yang berjudul O,
Amuk, dan juga O Amuk Kapak
· Hamid Jabbar, yang terkenal dengan karyanya didalam kumpulan puisi Wajah
Kita
· Ibrahim Sattah, yang terkenal dengan karyanya didalam kumpulan puisi Hai Ti
Dalam puisi kontemporer terdapat beberapa ciri-ciri antara lain:
· Seringkali menggabungkan beberapa kata atau kalimat bahasa Indonesia
dengan kata atau kalimat dari bahasa asing atau daerah ke bahasa dialek.
· Banyaknya pengulangan kata, frasa atau kelompok kata yang membuat puisi
ini tidak wajar.
· Loudness / idiosyncrasy diperhatikan
· Seringkali mengutuk idiom yang tidak konvensional (tidak konvensional)
atau tidak biasa
· Ada banyak kemacetan, dan hampir tidak terbaca karena terkadang hanya tanda
tanya yang berbaris
· Tipografi atau bentuk penulisan puisi ini unik
· Menggunakan gaya paralelisme yang dipadukan dengan gaya bahasa yang hiperbola.
Jenis-Jenis Puisi Kontemporer
Ada beberapa macam atau jenis-jenis dari puisi kontemporer adalah
sebagai berikut:
Puisi Mbeling
Sesuai dengan namanya, “mbeling” berasal dari bahasa Jawa yang mempunyai
arti “nakal” atau “sulit dikendalikan”. Dibandingkan dengan puisi biasa, puisi
ini sama sekali tidak mengikuti ketentuan yang berlaku.
Biasanya bersifat humor dan mengandung sindiran atau kritik terhadap
fenomena yang terjadi, khususnya fenomena sosial dan politik.
· Biasanya berisi kritik sosial atau politik terhadap suatu pemerintahan
· Bisa juga digunakan untuk menggoda jenis penyair puisi lainnya
· Mengedepankan unsur humor tanpa ada unsur tersirat
Puisi Idiom Baru
Sebelumnya kita perlu memahami arti dari kata “idiom”. idiom (ekspresi)
merupakan gabungan kata-kata yang membentuk makna baru dan tidak dapat
diartikan dengan kata-kata.
Puisi idiom baru masih menggunakan kata sebagai alat ungkapan, tetapi
kata itu diungkapkan dengan cara baru, dan diberi kehidupan baru.
Puisi Suprakata
Puisi suprakata adalah jenis puisi kontemporer yang menggunakan
kata-kata konvensional yang dipertukarkan atau menghasilkan kata-kata baru yang
sebelumnya tidak memiliki kosakata bahasa Indonesia. Jenis puisi ini menekankan
pada ritme dan suara.
Puisi Tipografi
Puisi tipografi merupakan salah satu jenis puisi kontemporer yang
melihat wujud fisik atau penampilan yang dapat memperkuat puisi.
Puisi Multi Lingual
Puisi multi lingual/multibahasa merupakan jenis puisi kontemporer yang
menggunakan kata atau kalimat dari berbagai bahasa, baik bahasa asing maupun
bahasa daerah.
Puisi Mini Kata
Puisi mini kata merupakan jenis puisi kontemporer yang menggunakan
beberapa kata yang dilengkapi dengan simbol lain, seperti huruf, garis titik,
atau simbol lainnya.
Puisi Tanpa Kata
Puisi tanpa kata merupakan jenis puisi kontemporer yang sama sekali
tidak menggunakan kata-kata sebagai cara mengungkapkannya, melainkan
menggunakan titik, garis, huruf, atau simbol lainnya.
Puisi Mantra
Puisi mantra dalam puisi kontemporer terkait dengan mantra jenis puisi
kuno. Puisi mantra pertama kali dikemukakan oleh Sutardji Calzoum Bachri.
Puisi mantra diusulkan untuk memiliki peran tertentu, terhubung dengan
dunia misterius, dan dianggap memiliki peran yang efektif.
Puisi Konkret
Puisi konkret adalah salah satu jenis puisi kontemporer yang menekankan
pada bentuk grafik pada bentukan kata untuk membentuk citra tertentu.
Selain makna yang ingin disampaikan oleh penyair, puisi konkrit juga
menunjukkan keserasian kata-kata yang membentuk citra tertentu, seperti bentuk
segitiga, kerucut, hingga citra piala. Ada beberapa tokoh yang memiliki
perang penting dalam puisi kontemporer di negara Indonesia yaitu:
· Sutardji Calzoum Bachri, yang terkenal dengan karyanya yang berjudul O,
Amuk, dan juga O Amuk Kapak
· Hamid Jabbar, yang terkenal dengan karyanya didalam kumpulan puisi Wajah
Kita
· Ibrahim Sattah, yang terkenal dengan karyanya didalam kumpulan puisi Hai
Ti
PUISI-PUISI SUTARDJI CALZOUM BACHRI
MANTERA
lima percik mawar
tujuh sayap merpati
sesayat langit perih
dicabik puncak gunung
sebelas duri sepi
dalam dupa rupa
tiga menyan luka
mangasapi duka
puah!
kau jadi Kau
Kasihku
HEMAT
dari hari ke hari
bunuh diri pelan-pelan
dari tahun ke tahun
bertimbun luka di badan
maut menabungKu
segobang-segobang
1977
TRAGEDI WINKA DAN SIHKA
kawin
kawin
kawin
kawin
kawin
ka
win
ka
win
ka
win
ka
win
ka
winka
winka
winka
sihka
sihka
sihka
sih
ka
sih
ka
sih
ka
sih
ka
sih
ka
sih
sih
sih
sih
sih
sih
ka
Ku
AH
rasa yang dalam!
datang Kau padaku!
aku telah
mengecup luka
aku telah
membelai aduhai!
aku telah tiarap
harap
aku telah
mencium aum!
aku telah
dipukau au!
aku telah meraba
celah
lobang
pintu
aku telah tinggalkan puri purapuraMu
rasa yang dalam
rasa dari segala risau sepi dari segala nabi
tanya dari segala nyata sebab dari segala abad sungsang dari segala sampai duri
dari segala rindu luka dari segala laku igau dari segala risau kubu dari segala
buku resah dari segala rasa rusuh dari segala guruh sia dari segala saya duka
dari segala daku Ina dari sega- la Anu puteri pesonaku!
datang Kau padaku!
apa yang sebab? jawab. apa yang senyap? saat.
apa
yang renyai? sangsai! apa yang lengking?
aduhai
apa yang ragu? guru. apa yang bimbang? sayang.
apa yang mau? aku! dari segala duka jadilah
aku
dari segala tiang jadilah aku dari segala
nyeri
jadilah aku dari segala tanya jadilah aku dari
se-
gala jawab aku tak tahu
siapa sungai yang paling derai siapa langit
yang paling rumit
siapa laut yang paling larut siapa tanah yang
paling pijak si-
apa burung yang paling sayap siapa ayah yang
paling tunggal
siapa tahu yang paling tidak siapa Kau yang
paling aku kalau
tak aku yang paling rindu?
bulan di atas kolam kasikan ikan! bulan di
jendela
kasikan remaja! daging di atas paha berikan
bosan!
terang di atas siang berikan rabu senin sabtu
jumat
kamis selasa minggu! Kau sendirian berikan
aku!
Ah
rasa yang dalam
aku telah
tinggalkan puri purapuraMu
yang mana sungai selain derai yang mana
gantung selain sambung
yang mana nama selain mana yang mana gairah
selain resah yang
mana tahu selain waktu yang mana tanah selain
tunggu
yang mana tiang
selain
Hyang
mana
Kau
selain
aku?
nah
rasa yang dalam
tinggalkan puri puraMu!
Kasih! jangan menampik
masuk Kau padaku!
BATU
batu mawar
batu langit
batu duka
batu rindu
batu jarum
batu bisu
kaukah itu
teka
teki
yang
tak menepati janji?
Dengan seribu gunung langit tak runtuh dengan
seribu perawan
hati tak jatuh dengan seribu sibuk sepi tak
mati dengan
seribu beringin ingin tak teduh. Dengan siapa
aku mengeluh?
Mengapa jam harus berdenyut sedang darah tak
sampai mengapa
gunung harus meletus sedang langit tak sampai
mengapa peluk
diketatkan sedang hati tak sampai mengapa
tangan melambai se-
dang lambai tak sampai. Kau tahu?
batu risau
batu pukau
batu Kau-ku
batu sepi
batu ngilu
batu bisu
kaukah itu
teka
teki
yang
tak menepati
janji?
TAPI
aku bawakan bunga padamu
tapi kau bilang masih
aku bawakan resahku padamu
tapi kau bilang hanya
aku bawakan darahku padamu
tapi kau bilang cuma
aku bawakan mimpiku padamu
tapi kau bilang meski
aku bawakan dukaku padamu
tapi kau bilang tapi
aku bawakan mayatku padamu
tapi kau bilang hampir
aku bawakan arwahku padamu
tapi kau bilang kalau
tanpa apa aku datang padamu
wah!
1976
DAGING
daging
coba bilang
bagaimana arwah masuk badan
bagaimana tuhan
dalam denyutmu
jangan diam
nanti aku marah
kalau kulahap kau
aku enak sekejap
aku sedih
kau jadi taik
daging
kau kawan di bumi di tanah di resah di babi
babi
daging
ging ging
kugali gali kau
buat kubur
dari hari
ke hari
1979
mawar lepas rasa
tikam lepas luka
gunung lepas puncak
kini aku bebas
kutaklagi punya tawanan
batu tak lagi beban
mawar tak peduli wangi
laut tak acuh luas
bebas
ngiau
was was was was was was
was was was
was
was was was was
huss
puss
diam
makanlah
se
Ada
mmmmMu!
1973-1974
PARA PEMINUM
di lereng-lereng
para peminum
mendaki gunung mabuk
kadang mereka terpeleset
jatuh
dan mendaki lagi
memetik bulan
di puncak
mereka oleng
tapi mereka bilang
- kami takkan karam
dalam laut bulan –
mereka nyanyi nyanyi
jatuh
dan mendaki lagi
di puncak gunung mabuk
mereka berhasil memetik bulan
mereka menyimpan bulan
dan bulan menyimpan mereka
di puncak
semuanya diam dan tersimpan
NGIAU
Suatu gang panjang menuju lumpur dan terang
tubuhku me-ngapa panjang. Seekor kucing menjinjit tikus yang menggele-par
tengkuknya. Seorang perempuan dan seorang lelaki bergi-gitan. Yang mana kucing
yang mana tikusnya? Ngiau! Ah gang
yang panjang. Cobalah tentukan! Aku kenal
Afrika aku kenal Eropa aku tahu Benua aku kenal jam aku tahu jentara aku
kenal terbang. Tapi bila dua manusia saling gigitan menanamkan gigi-gigi sepi
mereka aku ragu menetapkan yang mana suka yang mana luka yang mana hampa
yang mana makna yang mana orang yang mana kera yang mana dosa yang mana
surga.
HILANG (KETEMU)
batu kehilangan diam
jam kehilangan waktu
pisau kehilangan tikam
mulut kehilangan lagu
langit kehilangan jarak
tanah kehilangan tunggu
santo kehilangan berak
Kau kehilangan aku
batu kehilangan diam
jam kehilangan waktu
pisau kehilangan tikam
mulut kehilangan lagu
langit kehilangan jarak
tanah kehilangan tunggu
santo kehilangan berak
Kamu ketemu aku
O
dukaku dukakau dukarisau dukakalian dukangiau
resahku resahkau resahrisau resahbalau
resahkalian
raguku ragukau raguguru ragutahu ragukalian
mauku maukau mautahu mausampai maukalian
maukenal maugapai
siasiaku siasiakau siasiasia siabalau siarisau
siakalian siasiasia
waswasku waswaskau waswaskalian
waswaswaswaswaswaswaswas
duhaiku duhaikau duhairindu duhaingilu
duhaikalian duhaisangsai
oku okau okosong orindu okalian obolong orisau
oKau O....
LUKA
ha ha
1976
husspuss
diamlah
kasihani mereka
mereka sekedar penyair
husspuss
maafkan aku
aku bukan sekedar penyair
aku
depan
depan yang memburu
membebaskan kata
memanggilMu
pot pot pot
pot pot pot
kalau pot tak mau pot
biar pot semau pot
mencari pot
pot
hei Kau dengar manteraku
Kau
dengar kucing memanggilMu
izukalizu
mapakazaba
itasatali
tutulita
papaliko arukabazaku kodega zuzukalibu
tutukaliba dekodega zamzam lagotokoco
zukuzangga zagezegeze zukuzangga zege
zegeze zukuzangga zegezegeze zukuzang
ga zegezegeze zukuzangga zegezegeze zu
kuzangga zagezegeze aahh....!
nama nama kalian bebas
carilah tuhan semaumu
WALAU
walau penyair besar
takkan sampai sebatas allah
dulu pernah kuminta tuhan
dalam diri
sekarang tak
kalau mati
mungkin matiku bagai batu tamat bagai pasir
tamat
jiwa membumbung dalam baris sajak
tujuh puncak membilang bilang
nyeri hari mengucap ucap
di butir pasir kutulis rindu rindu
walau huruf habislah sudah
alifbataku belum
Posting Komentar untuk " TIGA TOKOH PUISI KONTAMPORER YANG MENGHEBOHKAN KANCAH SASTRA INDONESIA "