KEBIASAAN MEMBACA KITAB Al-BARJANZY
MENGANTARKAN KECINTAAN
KEPADA NABI MUHAMMAD SAW
Membaca berjanzy , bukan lagi hal yang asing yang dilakukan oleh umat-umat Nahdiyin, hal ini dilakukan tidak hanya dibacakan Ketika hari lahir nabi saja, tetapi di sebagia tempat oleh umat Nahdiyin dijadikan rotinan setiap malam jumat. Bahkan di wilayah Selatan Tasikmalaya, tepatnya di Desa Bantarkalong, dan sekitarnya, yang merupakan Kec. Cipatujah, Kab. Tasikmalaya, membaca Berjanji, selain pada hari Kelahiran Nabi, dan Rotin setiap Juamat, sudah merupakan turun temurun, Mungkin dari sejak Waliyullah Syeh Zaenudin, sampai masyarakat sekarang, membaca Berjanji biasa pula dilakukan, setiap yang menyelenggarakn selamatan: Nikahan dan khitanan, bahkan yang akan berangkat hajipun malamnya diiringi dengan pembacaan Berjanji . Desa Bantarkalong sejak anak kelas 1 SD sudah diajari membaca perjanji, sehingga menjelang dewasa mereka tidak hanya pandai membacanya bahkan kebanyakan sampai hapal di luar kepala.
sesungguhnya Barzanji merupakan kitab yang berisikan tentang kisah perjalanan Rasullulah, pujian-pujian kepadanya, serta doa-doa. Bagi umat nahdiyiin, sehingga dengan dibacakan kisah tersebut, akan menambah pengetahuan umat terhadap Nabi Muhammad Saw, serta terus menambah kecintaan terhadap biliau jungjungan umat Islam. Kitab ini dinamakan Al Barjanzy karena dinisbahkan kepada nama desa pengarang yang terletak di Barjanziyah kawasan Akrad (kurdistan). Kitab tersebut nama aslinya ‘Iqd al-Jawahir (Bahasa Arab, artinya kalung permata) sebagian ulama menyatakan bahwa nama karangannya adalah I’qdul Jawhar fi mawlid an Nabiyyil Azhar, yang disusun untuk meningkatkan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW, meskipun kemudian lebih terkenal dengan nama penulisnya.
Kitab Maulid Al-Barzanji karangan beliau ini termasuk salah satu kitab maulid yang paling populer dan paling luas tersebar ke pelosok negeri Arab dan Islam, baik Timur maupun Barat. Bahkan banyak kalangan Arab dan non-Arab yang menghafalnya dan mereka membacanya dalam acara-acara keagamaan yang sesuai.
Kandunan Kitab Al-Barzanji merupakan khulasah (ringkasan) Sirah Nabawiyah yang meliputi kisah kelahiran beliau, pengutusannya sebagai rasul, hijrah, akhlak, peperangan hingga wafatnya.
Syaikh Ja’far Al-Barzanji dilahirkan pada hari Kamis awal bulan Zulhijjah tahun 1126 di Madinah Al-Munawwaroh dan wafat pada hari Selasa, selepas Asar, 4 Sya’ban tahun 1177 H di Kota Madinah dan dimakamkan di Jannatul Baqi`, sebelah bawah maqam beliau dari kalangan anak-anak perempuan junjungan Nabi SAW.
Sayyid Ja’far Al-Barzanji adalah seorang ulama besar keturunan Nabi Muhammad SAW dari keluarga Sa’adah Al Barzanji yang termasyhur, berasal dari Barzanj di Irak. Datuk-datuk Sayyid Ja’far semuanya ulama terkemuka yang terkenal dengan ilmu dan amalnya, keutamaan, dan kesalihannya.
Beliau mempunyai sifat dan akhlak yang terpuji, jiwa yang bersih, sangat pemaaf dan pengampun, zuhud, amat berpegang dengan Al Quran dan Sunnah, wara’, banyak berzikir, sentiasa bertafakkur, mendahului dalam membuat kebajikan bersedekah
Garis keturuanannya dengan Nabi Muhammad memlalui jalur Sayyid Husain, Sayyid Ja’far ibn Hasan ibn Abdul Karim ibn Muhammad ibn Sayid Rasul ibn Abdul Syed ibn Abdul Rasul ibn Qalandar ibn Abdul Syed ibn Isa ibn Husain ibn Bayazid ibn Abdul Karim ibn Isa ibn Ali ibn Yusuf ibn Mansur ibn Abdul Aziz ibn Abdullah ibn Ismail ibn Al-Imam Musa Al-Kazim ibn Al-Imam Ja’far As-Sodiq ibn Al-Imam Muhammad Al-Baqir ibn Al-Imam Zainal Abidin ibn Al-Imam Husain ibn Sayidina Ali r.a. dan Sayidatina Fatimah binti Rasulullah SAW.
Masa Kecil
Beliau dilahirkan di Madinah Al Munawwarah pada hari Kamis, awal bulan Zulhijjah tahun 1126 H (1711 M). Beliau menghafal Al Quran 30 Juz kepada Syaikh Ismail Alyamany dan Tashih Quran (mujawwad) kepada syaikh Yusuf Asho’idy kemudian belajar ilmu naqliyah (Quran dan Hadis) dan ‘Aqliyah kepada ulama-ulama masjid nabawi Madinah Al Munawwarah dan tokoh-tokoh qabilah daerah Barjanzi kemudian belajar ilmu Nahwu, Sharaf, Mantiq, Ma’ani, Badi’, Faraidh, Khat, Hisab, Fiqih, Ushul Fiqh, Falsafah, ilmu Hikmah, ilmu Teknik, Lughah, ilmu Mustalah Hadis, Tafsir, Hadis, ilmu Hukum, Sirah Nabawi, ilmu Sejarah.
Semua itu dipelajari selama beliau ikut duduk belajar bersama ulama-ulama masjid Nabawi dan ketika umurnya mencapai 31 tahun atau bertepatan 1159 H barulah beliau menjadi seorang yang ‘Alim wal ‘Allaamah dan ulama besar.
Posting Komentar untuk "MENUMBUHKAN RASA CINTA KEPADA NABI MUHAMMAD SAW DENGAN MEMBACA BERJANZY"