MAHABBAH PADA ILLAHI
DENGAN PUISI RELIGI
وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ قُلْ اِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللّٰهَ فَاتَّبِعُوْنِيْ يُحْبِبْكُمُ اللّٰهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْ بَكُمْ
وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
Katakanlah (Muhammad), “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. (Ali ‘Imran : 31)
Menghadirkan Allah dalam hati dan langkah kehidupan tidak semudah yang bisa kita ucapkan adakalanya mulut berkata Allahu Akbar, tapi hati masih dibayangi ketakutan selain Allah, untuk itu perlu menyatukan dimensi sosial dan dimensi spiritual. Tanpa dimensi spiritual, manusia takkan pernah bisa menyempurnakan kemanusiaannya. Ia hanyalah robot berdaging yang hidup di bumi dengan segala aktivitas bernilai relatif, yang dijalankannya dari hari ke hari sekadar menunggu atau menunda saat kematiannya”.
Para pembaca yang Budiman, di bawah ini penulis menyadari bahwa dalam diri manusia ada kekuatan tersembunyi, yang apabila diberdayakan secara sungguh-sungguh, akan dapat memberi kebahagiaan dan pengetahuan yang tidak terkira luasnya. Kekuatan tersembunyi itu ialah ‘ishq ilahiyah (cinta ilahi).
Di sini penulis mencoba belajar untuk mencintai Allah, penulis sadar bertumpuk dosa-dosa yang dilakukan, sehingga menjadi hijab untuk mendekatkan diri pada Illahi. Masih terlalu jauh bila penulis ingin menjangkau menjadi orang yang dicintai Allah, tapi setidaknya perenungan diri Insya Allah perlahan-lahan untuk mencoba menata kehidupan agar lebih baik. Keinginan penulis tersebut mencoba digambarkan dalam puisi di bawah ini
https://docs.google.com/document/d/1yPSTjAqNVPlRIscWhEvzB255Gk03wPdf/edit?usp=drive_link&ouid=102690025290162363756&rtpof=true&sd=trueAku Rindukan Kehadiran-Mu dalam Hidupku
(Undang Sumargana)
Aku terbang dengan sayap Rahmani-Mu
mengembara ke seluruh alam maya
tapi aku hanya menemukan kebodohanku
Aku rindukan Dia hadir dalam hatiku
Sambarlah aku dengan kudrat Iradat-Mu
Hatiku mengatakan Engkau ada dan pasti ada
Dia bukan dua dan bukan Satu
satu masih berbentuk
masih berjarak titik atas dengan bawah
sedangkan aku dan Dia tiada antara
hanya terhalang hijab dosa-dosaku
Dalam kepayahan aku mendekati-Mu
daku perlukan penawar tuk melebur dosa
penawar itu ada pada tangan Mu
namun aku malu terus mengulurkan
tanganku yang kotor dengan noda
Janganlah Engkau murka
lantaran si hina ini mengharap ridho-Mu.
ku aku merasa hidupku dalam kubangan dosa
Aku kumpulkan sekalian dosa-dosa ku aku
yang menghimpit jiwaku
aku merasa hidupku dalam kubangan dosa
Izinkan daku mencampakkan keindahan alam maya
Biar sayap Rahmani- Mu
membawa ku pergi Sesuka dan semau -Mu.
aku malu menadahkan tanganku dicemari dosa
untuk disambut oleh tangan- Mu yang suci.
Janganlah Engkau murka
lantaran si dan hina ini minta belas kasihan-Mu
Engkau Pemilik segala ampunan
masukkan daku ke dalam pengampunan-Mu
izinkan daku
meletakkan segala dosa-dosa di bawah kebaikan
Engkau adalah cahaya dan aku yang menerima cahaya
bayangan hidupku adalah kegelapan
mengapa aku terpesona dengan kegelapan.
aku melihat diri ku berada di tengah-tengah
di antara ego diri dan berkeinginan
keinginan adalah bayang-bayang yang muncul
sedangkan cahaya -Mu adalah kebijaksanaan
Wahai ar-Rahman
penuhilah hatiku dengan cahaya - Mu
luruskanlah segala fikiran dengan cahaya - Mu
cahaya -Mu yang membakar segala kerisauan
cahaya -Mu yang menyatukan segala fikiran
cahaya Mu yang membakar segala kerisauan.
Daku bukakan hatiku sambil memohon:
wahai ar-Rahman
penuhilah hatiku dengan cahaya -Mu
tanpa cahaya Mu mana mungkin daku melihat- Mu.
Engkau Maha Perkasa
Engkau kembangkan payung keperkasaan-Mu
melindungi yang lemah dan tidak berdaya
akulah yang lemah dan tidak berdaya itu
di bawah payung keperkasaan-Mu daku bernaung
aku hamba yang coba menyerahkan diri kepada-Mu.
Wahai al-Latiff
kami para hamba sangat Engkau manjai
dengan kemaha-lembutan-Mu.
Engkau tidak jemu menerima permintaanku
Tasik
Selatan, 12 Juni 2023
Posting Komentar untuk "MAHABBAH PADA ILLAHI DENGAN PUISI RELIGI"