RABU WEKASAN DENGAN AMAL-AMALAN
DI RABU TERAKHIR BULAN SOFAR
![]() |
RABU wEKASAN DENGAN AMAL-AMALAN RABU TERAKHIR BULAN SOFAR |
Rabu Wekasan kerap menjadi topik pembicaraan pada akhir bulan Sofar. Banyak masyarakat islam di Indonesia yang biasa mengisi Rabu Wekasan dengan amalan-amalan.
Lantas, apa itu Rabu Wekasan?
Penulis akan mencoba memaparkan kegiatan kegiatan umat islam di Indonesia di Rabu wekasan
1. Apa Itu Rabu Wekasan?
- Mengutip situs resmi Pemkab Gresik, Rabu Wekasan dikenal sebagai tradisi yang mengandung arti sebagai berikut. Rabu berarti hari Rabu dalam bahasa Indonesia, dan Wekasan yang berarti akhir atau pungkasan. Sehingga Rabu Wekasan adalah amalan yang dihubungkan dengan Rabu terakhir di bulan Safar. Bulan Safar yaitu bulan kedua dalam kalender Hijriah.
- Dalam kitab Kanzun Najah Was-Surur fi Fadhail al-Azminah wash-Shuhur, Abdul Hamid Quds menyebutkan sebagian besar para wali Allah yang memiliki tingkat pengetahuan spiritual tergolong tinggi, mengungkapkan bahwa Allah menurunkan sekitar 320.000 jenis bala bencana ke bumi untuk pertama kalinya, pada hari Rabu terakhir di bulan Safar setiap tahunnya.
2. Tradisi Rabu Wekasan di Beberapa Daerah
Mengutip jurnal berjudul Rebo Wekasan Menurut Perspektif KH Abdul Hamid dalam Kanz Al-Najah Wa Al-Surur yang disusun Farida, praktik tradisi Rabu Wekasan diselenggarakan di banyak daerah seperti berikut ini.
Kudus
Banyak masyarakat Kudus yang mengisi Rebo Wekasan dengan beberapa amalan. Seperti sholat sunah mutlaq untuk menolak petaka sebanyak 4 rakaat. Baik dengan dua tahiyyat satu salam ataupun dua tahiyyat dua salam.
- Sholat ini mewajibkan membaca Al-Fatihah, kemudian dilanjutkan dengan membaca surat-surat pendek. Seperti Surat Al-Kautsar sebanyak 17 kali, Surat Al-Ikhlas sebanyak 5 kali, Surat Al-Falaq 1 kali, dan Surat An-Naas sebanyak 1 kali yang dibacakan di setiap rakaatnya.
- Selanjutnya membaca Surat Yasin di mana terdapat bacaan 'salamun waulan min rabb al-rahim' yang dibaca sebanyak 313 kali, lalu dilanjutkan dengan ayat setelahnya sampai selesai. Setelah itu membaca doa tolak bala.
- Ketiga, membuat air Salamun yang mana di dalam air tersebut telah dimasukkan ayat-ayat yang diawali dengan Salamun, dan diminumkan untuk menghindari petaka yang akan turun selama satu tahun ke depan.
Tasikmalaya dan Garut
Masyarakat Kab. Tasikmalaya juga Garut masih banyak yang mengadakan ritual Rebo Wekasan dengan cara mengamalkan sholat tolak bala secara individu di Masjid sebanyak dua rakaat, yang mana di setiap rakaatnya membaca Surat Al-Fatihah, Al-Kautsar sebanyak 15 kali, Surat Al-Ikhlas sebanyak 5 kali, Al-Falaq sekali, dan An-Naas sekali. Selanjutnya, mengamalkan doa dan selawat secara serentak.
Tegal
Masyarakat Tegal banyak yang mengawali ritual Rebo Wekasan dengan kunjungan ke kawasan petilasan nenek moyang daerah mereka, yaitu Mbah Panggung yang berada di puncak bukit Sitanjung dengan membawa perlengkapan berupa sesajen yang terdiri atas kemenyan, dupa, air putih kemasan, dan kembang setaman. Setibanya mereka di sana, mereka akan memanjatkan doa-doa di kawasan tersebut untuk menolak petaka.
Yogyakarta
- Masyarakat di daerah Wonokromo Yogyakarta banyak yang melaksanakan ritual ini dengan mengadakan doa bersama di depan Masjid. Umumnya, kegiatan ini diadakan seminggu sebelum puncak acara.
- Ritual ini diadakan pada hari Rabu terakhir dari bulan Safar, yang dipercaya sebagai hari bertemunya Sri Sultan Hamengku Buwono I dengan Kyai Faqih Usman, yang mempunyai jasa dalam menyebarluaskan agama Islam di daerah tersebut dan mempunyai kemampuan untuk menyembuhkan penyakit.
- Ritual Rebo Wekasan masih dijaga kelestariannya oleh masyarakat setempat, sebagai ungkapan rasa syukur dan mengharap keberkahan sekaligus menolak petaka dan penyakit.
3. Rabu Wekasan Menurut Pendapat Ulama
Mengutip situs Nahdlatul Ulama (NU) Jatim, para ulama menyampaikan argumentasi mengenai amalan dan tradisi Rebo Wekasan.
BACA JUGA JUDUL LAINYA
- RAHASIA REZEKI YANG DIBERIKAN ALLAH KEPADA MANUSIA
- SEDEKAH SUBUH AMALAN PEMBUKA OINTU REZEKI
- MENGEJARBAROKAH DARI JAJABUR DALAM TRADISI ADAT DI DESA BANTARKALONG
- Tidak da hadis khusus
Tidak ada hadis khusus yang mengungkap persoalan akhir Rabu bulan Safar, melainkan sebuah hadis dlaif yang menjelaskan setiap hari Rabu terakhir dari setiap bulan adalah hari kesialan secara terus-menerus. Sehingga hadis dlaif ini tidak dapat dijadikan sebagai landasan kepercayaan karena tidak memenuhi syarat-syarat keshahihan.
- Tidak ada anjuran ibadah secara khusus
Sebagian ulama memang memberikan anjuran terkait hal itu. Akan tetapi tidak dapat dijadikan sebagai landasan karena belum dapat dikategorikan sebagai dalil menurut ketentuan Islam.
- Tidak memperbolehkan sholat khusus
Tidak memperbolehkan sholat khusus kecuali hanya sebatas sholat hajat lidaf'il al-makhuf untuk menolak petaka yang dikhawatirkan, atau nafilah mutlaqah (sholat sunnah) sebagaimana telah diperbolehkan dalam ketentuan Islam, karena mengandung hikmah agar manusia senantiasa mendekatkan diri hanya kepada Allah SWT.
Nah, itulah informasi mengenai pengertian Rabu Wekasan dilengkapi dengan praktiknya di beberapa daerah serta pendapat ulama terkait tradisi tersebut. Semoga bermanfaat!- RAJA SASTRA DI SINI
Artikel ini berasal dari beberapa sumber yang berkaitan dengan kegiatan Rabu Wekasan
Posting Komentar untuk "RABU WEKASAN DENGAN AMAL-AMALAN DI RABU TERAKHIR BULAN SOFAR"