DENGAN PUISI YU KITA DEKATKAN DIRI PADA ILLAHI

ENGAN PUISI YU KITA DEKATKAN DIRI PADA ILLAHI

RAJA SASTRA- Puisi adalah salah satu jenis karya sastra yang merupakan sebuah rangkaian kata ungkapan dari sang penyair. Hampir sama seperti karya sastra lainnya, tema yang dapat digunakan dalam puisi tidak ada batasnya.
Religi menjadi salah satu tema yang kerap diangkat dalam penulisan puisi. Puisi dengan tema tersebut akan menggambarkan hubungan antara kita sebagai manusia dengan Sang Pencipta.
Dalam menulis Puisi saang penyair harus mempunyai keberanian dalam dua hal. Pertama mencoret kalimat yang tidak perlu dalam larik-larik puisi yang ditulisnya, kedua menggantinya dengan kalimat yang tepat. Dalam konteks semacam inilah para pakar puisi pengatakan bahwa menulis puisi tidak bisa sekali jadi, selalu ada proses revisi. Kedua proses itu kadang disebut dengan proses di bawah kesadaran (saat puisi ditulis) dan proses di atas kesadaran (saat puisi ditulis ulang atau direvisi). setidaknya, menulis puisi perlu hati-hati untuk perbaikan di kemudian hari.
Kita jangan sekedar mengenal penyair hanya sebagai orang yang sekadar mengandalkan imajinasi dan secangkir kopi. Melamun dan merenungkan sesuatu yang ada dan yang mungkin ada, atau merespons segala semesta. Sehingga pada titik jenuh yang telah ditentukan oleh penyair, jadilah sebuah karangan puisi. Puisi adalah kristalnya kata-kata, dengan puisilah kedalaman makna dapat terungkap, meskipun hanya melahirkan makna yang saru. Pembacalah yang harus memberi tafsir dari makna kata-kata tersebut.
Yu kita simak puisi yang penulis ciptakan dalam saat menunggu subuh setelah shalat Malam.
BACAAN LAOINNYA
- BERBURU REZEKI DENGAN BANGUN PAGI
- 11 MANFAAT KUNYIT HITAM UNTUK KESEHATAN TUBUH
- PENDEKAR BAYU SAMUDRA DARI PANTAI SELATAN
Selamat membaca dan ditunggu kritiknya!
TETES AIR MATA YANG JATUH DI HAMPARAN SAJADAH
(Undang Sumargana)
Hujan Kembali meneteskan rindu
Semesta menjalin asa dari perjalan hidup yang kulalui
Lembaran lembaran dosa
memantik duri duri meracuni jiwa
Aku tersaruk saruk menahan rasa buncah di mata
Biarkan hati berdendang mengeja asma-Mu
Ya Allah Ya Mujibba Syaillin
Ya Allah ya Mujibba darojatin
Biarkan Bibir bergetar mengeja Asma-Mu
Tetes air mata yang jatuh di hamparan sajadah
berkisah tentang getar asma-MU
berilah pengampunan-Mu
Yaa Robbi yang maha pengampun
Walau aku hanyalah mahluk fana
Yang berjuang mendapat cinta-Mu
Hingga meraih Jannah
Kalam-Mu kalam kebenaran
Sedang kalam manusia seperti aku
Sering sekali cuma sekeprul debu
yang usang dengan waktu
terkadang hanya jadi sajak kurus
yang hilang terbang di angkasa
Air mata ini menetes basahi sajadah
Mengurai jejak dosa yang lama mengkristal
Dalam selubung hari yang terus berjalan
Kemantian yang terus mengintip
Menyambut di ujung waktu
Membawa ke lautan neraka
Dalam kesengsaraan yang tiada tara
Ataukah telaga surga
yang janjikan kesenangan yang abadi
Tetes air mata di hamparan sajadah
Bersamaan air hujan
kembali meneteskan rindu
luncuran kata dalam puisi bersimpuh di karib-Mu
aku bukan golongan yang mati di dalam pembakaran
tapi aku harus mati di dalam janji
di dalam lingkaran langit pikiran
yang menabur harapan demi harapan
sampai kata-kata akan tersemat di langit senja
Bantarkalong, 08 Nopember 2023
Pukul 03.20 WIB
Undang Sumargana
Posting Komentar untuk "DENGAN PUISI YU KITA DEKATKAN DIRI PADA ILLAHI"