PENDEKAR SAKTI BAYU SAMUDRA
DARI PANTAI LAUT SELATAN
(Penulis :Undang Sumargana)
![]() |
PENDEKAR SAKTI BAYU SAMUDRA DARI PANTAI LAUT SELATAN |
Pengantar Untuk Pembaca
Pembaca Yang Budiman, kali ini penulis membawa anda ke situasi alam Tasik selatan dalam ratusan/mungkin ribuan tahun yang lalu. Saya yang mencoba mereka cerita ini, di dasarkan pada imajinasi sedikit di bumbui data-data yang penulis dengar dan data terutama latar tempat yang terjadi sekarang.
Konon katanya alam dulu kehidupan para pendekar silat menjadi panutan dan selalu tampil membela kebenaran, mereka menumpas para penjahat para perampok yang selalu menguras bahkan membunuh masyarakat yang tak berdosa. Penulis Hadir dengan Cerita Silat "PENDEKAR SAKTI BAYU SAMUDRA". Dia seorang pendekar muda yang lahir dan tampil dalam situasi daerah yang sering dilanda perampokan.
Bubujung Cipatujah merupakan latar tempat daerah Pantai selatan yang berada di Kecamatan Cipatujah Kab. Tasikmalaya
Selamat membaca dan mohon kritiknya untuk perbaikan cerita ini !
Bagian 1
RAJA SASTRA- HARI Jum'at Pahing, sore hari sang surya condong ke barat cahayanya mulai redup bercampur dengan rona merah angin terasa berhembus kecil Udara terasa dingi kesunyian mencekam, hampir di setiap penjuru. Ketika serombongan camar berterbangan dan sewaktu waktu menukik menyambar ikan di dalam gelombang.
Seorang pemuda duduk di pantai sunyi yang jauh dari jangkauan orang, Tangannya di letakan terbuka di depan dada, terus didorong ke depan, ada hal yang terlihat aneh gelombang laut yang besar menuju ke pantai, tiba – tiba balik ke tengah seperti ada dorongan dahsyat sampai karang yang bisa terandam air laut terlihat dengan beberapa ikan yang tertinggal. Luar biasa aliran tenaga yang keluar dari telapak tangan pemuda, sampai-sampai di tengah laut menimbulkan gelombang besar, sedangkan beberapa puluh meter dari pantai yang biasa terjamah air, terlihat kosong tinggal tonjolan karang dan batu batu kecil yang berserakan di atas pasir yang basah.tiba-tiba pemuda tersebut berkelebat ke atas sambal berteriak “Galura Laut kidul” Batu karang besar yang menjadi sasaran pukulan jarak jauh hancur menjadi kepulan debu yang beterbangan. Ternyata pemuda tersebut telah berlatih memperagakan Jurus menahan gelombang Samudra dan pukulan Galura Laut Kidul.
sesuatu berkelebat disertai suara siuran angin halus . Tiba-tiba suatu bayangan berkelebat di antara kerapatan pepohonan yang tumbuh di tepi pantai dan bayangan tersebut telah duduk bersila dalam karang yang runcing di depan pemuda. kelihatan seorang kakek berjubah putih yang datang dengan kecepatan laksana angin rambut dan janggutnya yang putih panjang melambailambai. Wajahnya yang lanjut dimakan usia walau penuh keriput namun tampak jernih, membayangkan satu pribadi yang bersih. tangan kanannya memegang seuntai tasbih dari kumpulan batu Giok yang begitu indah. Ujung jubah sebelah bawah dan lengan jubah putih lebar menutupi batu tempatnya duduk anehnya batu tajam yang ia duduki tidak memberikan pengaruh seolah – oleh duduk dalam kursi yang empuk. Di atas kepalanya ratusan burung beterbangan seolah-olah memberikan pengawalan dengan kehadirannya. Mulutnya tersenyum melihat binatang-binatang itu. Namun akhirnya dia memerintahkan burung tersebut untuk pergi.
Emmh burung burung yang setia menaruh perasaan hati pada manusia. Yang membuatnya lebih agung dan membedakannya dengan binatang. Tetapi terkadang binatang memiliki alam pikiran dan hati
sanubari yang lebih jernih dan polos dari manusia. Burung -burung , mereka
menunjukkan kesetiaan yang tidak semua manusia memilikinya...."
“pukulanmu semakin kuat Nak, tapi masih banyak kesalahan yang perlu kau sempurnakan”
“Yak Kek maapkanlah muridmu yang bodoh ini”
“jangan sampai benda yang kau pukul beserakan terbawa pukulanmu, tapi walaupun hancur tetap seperti semula, hal ini akan terjadi kalau pemusatan pikiran dalam pengendalianyang penuh”
Lihat contoh, tiba tiba tangan sikakek berjubah putih membuat Gerakan kea rah karang besar. Karang yang menjadi sasarannya terlihat tidak berobah berdiri seperti tadi, tapi setelah beberapa detik karang itu merosot ke bawawah seperti tumpukkan debu yang begitu halus.
“itulah gunanya pemusatan pikiran yang benar”
“Cukuplah berlatih untuk sore ini, ayo kita ke tempat istirahat”
Keduanya berkelebat, menuju sebuah gua yang berada di puncak pasir, Kalau sekarang lurus dengan Pantai Bubujung Cipatujah di atas jalan raya. Gerakan mereka seperti terbang seolah-olah melayang ditiup angin.
Anda jangan membayangkan Bubujung Cipatujah Sekarang, tapi itu terjadi hampir ribuan tahun yang lalu. Tidak sembarang orang mampu menaiki puncak pasir . Apa lagi tempatnya begitu terjal dan tinggi
Keadaan daerah Tasik Selatan pada waktu itu mencekam kekakacauan terjadi di mana-mana.
Pemuda itu dirawat oleh Kakek itu 15 tahun yang lalu waktu ada perampokan di suatu Desa cipanas waktu itu anak tersebut berumur 2 tahun. Berkat asuhan Kakek Abiayasa anak tersebut tumbuh menjadi pemuda yang kuat, dan taat beribadah.
Belum lama mereka beristirahat terlihat di bawah bukit sekelompok orang dengan dangdanan terlihat sangar beriringas menuju suatu tempat
“Perhatikan nak seorang bertubuh besar, berkulit sangat hitam.
Dari pakaian dan bentuk gagang golok yang terselip di pinggangnya jelas dia adalah seorang pimpinan perampok, ia mendapat julukan “si golok Syetan” karena permainan goloknya yang begitu maher, ialah sala satu rombongan perempok yang selalu merambah dan merampok di beberapa daerah. Suatu saat kaulah yang harus menumpas perampok perampok tersebut. Tunggu sampai semua ilmuku kuturunkan padamu.I
Kakek itu bernama Nurdin Abiasa dan lebih dikenal dengan sebutan kakek Abiasa waktu mudanya dia seorang pendekar yang telah malang melintang merajai dunia persilatan, namun sudah dua puluhan taun ia memilih hidup memencilkan diri mengundurkan diri dari dunia persilatan, dan sejak menolong anak yang sekarang tumbuh menjadi pemuda tanggung, ia mendiami sebuah guha di Bubujung Cipatujah, sambal mengembleng anak yang telah dianggap cucu kesayangannya. Dan anak itu di beri nama Bayu Samudra, diharap mempunyai Gerakan secepat angin dan pukulan dahsyat seperti gelombang Samudra.
“Cucuku Bayu, hampir semua jurus-jurusku telah kau kuasai, namun tinggal kau sendiri menyempurnakannya, ku harap dalam tengah bulan di bulan purnama kali ini jurus-jurusmu sudah sempurna, dan kakek akan mewariskan jurus sakti yang terakhir”
”Kakek terima kasih atas gemblengan kakek, semoga bayu tidak mengecewakan kakek, yang utama bisa mematuhi segala petuah Kakek”.
”Diharapkan kau dalam tujuh hari kedepan terus berlatih, agar jurus terakhir yang akan Kakek wariskan bisa kau terima dengan sempurna”.
Percakapan kedua orang itu, berakhir dengan tibanya shalat Magrib, Keduanya setelah mengerjakan shalat magrib larut dalam dzikir sampai waktu isa tiba. Makan setelah isa mereka lakukan, tidur sampai pukul 12.00 malam dan tengah malam itulah biasa digunakan oleh Bayu untuk melatih jurus jurus yang dikuasainya. Dan sampai pukul 03.00 digunakan untuk sembahyang sunat malam sambal di teruskan melatih kepekaan fikiran.
Seperti yang dilakukan malam itu yang tinggal satu malam itu sampai pada malam purnama, Bayu melatih jurus-jurusnya, serta ilmu meringngankan tubuh tinggak puncak. Sewaktu waktu Dia berdiri di atas gelombang, menapakkan kaki di permukaan Air seperti mengapung seolah olah benda ringan yang tidak tenggelam dalam air, sewaktu waktu meloncat tinggi merentangkan tangannya dan menukik seperti Camar menyambar mangsa dan waktu naik lagi ke atas jarinya telah menjepit ikan laut yang cukup besar. Dua jari yang kokoh walau tidak menggunakan tenaga sepenuhnya, membuat ikan itu tak bisa lepas dari himpitan jarinya. Sambil menukik lagi ke permukaan air, tangan kanannya dihentakkan Blaarrr pohon besar yang tumbuh dipinggir pantai jadi sasarannya. Tapi pohon itu terlihat tidak apa-apa hanya kelihatan daunnya mengering, dan selang beberapa detik pohon itu melorot ke bawah menjadi keprulan debu Halus.
“Cukup hebat Cucuku jurus-jurusmua sudah sempurna”. Kakek Abiyasa yang dari tadi memperhatikan di atas pohon meloncat ke permukaan air sama-sama berdiri di atas air berada di depan Bayu cucunya.
Emmhh Kakek, ia berguman dalam hati sesungguhnya dari tadi ia telah mengetahui kehadiran kakeknya, penciumannya yang tajam cukup mengenal orang yang pernah bertemu, sehingga siapapun yang pernah bertemu atau berpapasan hidungnya cukup tajam bahwa dia pernah bertemu. Dan kalau bertemu Kembali tak akan pernah salah. Itulah keistimewaan bawaan yang Allah berikan pada Bayu.
“Cukuplah Cucuku, berlatih kali ini sudah saatnya kau mandi untuk melakukan sholat malam”, meskipun tidak ada jam pada waktu itu tapi para pendekar persilatan di waktu itu sudah dapat menebak pukul berapa pada waktu tersebut, dengan hanya melihat sekeliling alam.
BACAAN LAINNYA:
- PENDEKAR ROMANTIS 06 KITAB PANCA LONGOK BAGIAN 6
- PENDEKAR ROMANTIS 06 KITAB PANCA LONGOK BAGIAN 5
- PENDEKAR ROMANTIS 06 KITAB PANCA LONGOK BAGIAN 4
Malam purnama telah tiba, udara begitu jernih ombak laut sedang pasang. Dua orang insan duduk berhadapan di tepi pantai. Sesuai dengan yang direncanakan bahwa si Kakek akan menurunkan Ilmu yang terakhir pada cucunya, sekaligus murid tunggalnya.
“Cucuku konsentrasikan pikiranmu dengan penuh, pusatkan ingatanmu pada pada kebesaran Allah, kakek saatnya menurunkan ilmu Gunung salju, yang mampu membekukan benda apapun dalam jarak serratus meter dari tempat duduk. Tahanlah hawa dingin yang kau rasakan pada saat kakek mentransper ilmu tersebut.
Tiba tiba Kakek Abiasa telah berada di belakang Bayu Samudra Sampil merentangkan telapak tangan kea rah punggung Bayu Samudra, Hawa bgitu dingin menyusup di badan Bayu, hampir hampir ia tak snggup menahannya, tapi akhirnya hawa dingin itu perlahan lahan sirna, ada kesejukkan yang luar biasa dan merasakan tubuhnya begitu ringan, dan Panca indranyapun semakin kuat, sehingga ikan dan benda benda dalam tanahpun ia mampu menembus dengan penglihatan batinnya.
“ Bangunlah cucuku kau sekarang telah menguasai Pukulan gunung Salju tinggal kau berlatih untuk menyalurkannya sesuai dengan takaran yang kau inginkan”
“sudahlah coba berdiri dan latihlah penyaluran pukulan tersebut arahkan pada air laut.”
Bayu berdiri lalu pasang kuda kuda dan mengarahkan tenaga murni pada air laut, Udara sekeliling begitu dingin dan perlahan lahan air lautpun membeku, dingin yang betul-betul dingin dapat membekukan darah mahluk yang berada sekelilingnya.
“Cukup Bayu, sekarang kau telah menguasai semua Ilmu dari Kakek, malam ini pula akan ku wariskan Tasbih Pusaka untuk kau gunakan ke jalan yang benar. Tasbih ini medskipun hanya seuntai tasbih, tabi batu-batu giok yang merangkai Tasbih ini berasal dari 100 gunung termasuk dari gunung Himalaya di India. Dan ini diciptakan dengan doa 9 wali yang di sebut Wali Sanga. Sehingga kekuatan dan karomah para wali tersimpan dalam Tasbih ini, namun kalau tasbih ini jatuh ke tangan orang jahat tidak akan ada apa-apanya bahkan akan menghancurkan dirinya. Tasibih ini kembar dan yang satu kakek pegang, suatu saat akan diberikan kepada sorang wanita, dan itulah jodohmu nanti. Terimalah Nak jagalah baik-baik. Jangan gunakan apabila tidak terdesak. Gunakanlah untuk membasmi kejahatan”.
“Terima kasih Kek, Amanat Kakek pasti dijaga dengan baik.
“Ya nak, mulai besok tiga hari ke depan kau tinggal berlatih mematangkan jurus-jurus yang telah Kakek wariskan”. Setelah itu kau harus turun gunung sambil membasmi kejahatan yang terjadi.
Tiga hari Bayu berlatih mematangkan jurus yang telah dikuasai, Melihat usianya yang masih belia, orang tidak akan percaya dengan kemampuannya yang begitu hebat, rasanya sulit untuk ditandingi di dunia persilatan saat itu.
Akhirnya waktu 3 hari tak terasa tibalah saatnya Bayu untuk turun gunung berkelana sesuai dengan perintah Kakeknya. Bayu sudah mengenakan celana komprang berwana putih, kaus hitam dengan rompi dari kulit harimau warisan kakeknya serta tutup kepala yang melingkar terbuat dari kulit harimau pula sera alas kaki yang terbuat dari kulit kijang jantan. Dangdanan seorang Satria terlihat ketampanan yang meenggambarkan kematangan jiwa walau pun usia masih mud belia. Kaulah kuberi gelar Bayu Samudra dari Laut Selatan.
KLIK DI SINI
BERSAMBUNG BAGIAN 2
Posting Komentar untuk "PENDEKAR SAKTI BAYU SAMUDRA DARI PANTAI LAUT SELATAN"